Jumat, 29 Januari 2010

Refleksi Kebangsaan

Refleksi Kebangsaan

Oleh : Syaifudin

Tahun 2009 merupakan tahun di mana nuansa politik begitu memanas. Perhelatan demokrasi (baca:Pemilu) sampai terbongkarnya kasus konspirasi elite dalam balutan skandal korupsi menjadi warna dari kompleksitas permalahan bangsa. Indonesia pun berduka, anak-anak bangsanya yang pernah mencatat tinta emas kini telah tiada, seperti WS.Rendra dan Gusdur.

Berbagai macam bencana alam pun menghiasi roda kehidupan bangsa ini. Teriakan dan tangisan pilu terasa menjadi irama sumbang dari perjalanan bangsa yang sedang kehilangan jati diri. Rakyat kini mulai sadar atas haknya sebagai warga negara.Di mana keadilan dan hukum yang dulu hanya dimiliki oleh orang yang memiliki kuasa sekarang harus mengatakan kejujuran yang sebenarnya tanpa berpihak walaupun ini belum maksimal.

Kini Indonesia sudah berganti tahun yakni 2010. Kenangan-kenangan, baik suka maupun duka telah dilewati. Fenomena ramalan futurolog disetiap pergantian tahun terkadang menjadi sebuah sugesti bahkan motivasi. Namun pembenaran itu tinggal bagaimana kita menanggapi semua itu.
Momentum pergantian tahun sekiranya menjadi evaluasi bangsa dalam menyikapi permasalahan yang ada pada tahun lalu. Renungi, sadari dan lakukan yang lebih baik lagi untuk tahun depan. Waktu yang sudah berlalu takkan bisa kembali, itu sebabnya “ Time is more important than money ” daripada sekedar “ Time is money “.

Bangsa ini harus mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan ke depan. Jangan menyesali apa yang sudah terjadi bila itu adalah hal buruk, manusia tak punya kuasa untuk memutar balik waktu. Yang penting adalah apa yang akan kita lakukan ke depannya. Brian Tracy, dalam bukunya “ Change Your Thinking Change Your Life ” mengatakan: Di dalam hidup manusia terdapat dua periode waktu, yaitu masa lalu dan masa depan. Dan masa kini hanyalah sebuah momentum pendek yang nantinya akan segera berlalu. Oleh karena itu, bangsa ini dapat memilih apakah ingin memfokuskan perhatian pada apa yang telah terjadi – sesuatu yang tidak dapat dirubah; atau pada masa depan bangsa ini – pada segala kemungkinan, dan pada keadaan-keadaan yang di dalamnya bangsa ini memiliki kendali untuk merubahnya.

Yang pasti dengan dibukanya kran pasar bebas, maka bangsa ini akan menghadapi tantangan yang lebih berat lagi. Berbenah diri dan meningkatkan kualitas produktivitas bangsa. Jika hal ini tidak dilakukan ditambah lagi elite politik yang tidak berpihak pada rakyat, maka tragedi kemiskinan, kesengsaraan, dan kriminalitas akan menjadi sebuah “ sad ending “ dari perjalanan bangsa pada tahun 2010 bahkan dapat lebih parah dari tahun 2009. Untuk itulah, bangsa ini harus bersiap diri dengan semangat dan optimisme yang berlandaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tidak ada komentar: