MEMOAR
PUSDIMA FIS
Oleh:
Syaifudin
Gelombang perjuangan kini mencapai karang. Badai satu tahun tak terasa mulai mereda menemukan sebuah hasil. Lautan tangis, canda, dan marah mengerucut dalam bingkai kebersamaan dan rasa kekeluargaan. Hidup adalah sebuah kata yang harus dilalui melalui sebuah perjuangan. Manusia sejatihnya memiliki harapan dan impian, namun bagaimana mewujudkan impian tersebut?. Mahasiswa seorang yang bergelut dalam ruang kuliah. Akan tetapi sebagai mahasiswa yang hakikatnya seorang manusia, kita tentu mempunyai haluan hidup yang berharap haluan itu berlabu pada kesuksesan sesuai dengan yang diharapkan.
Sesuai dengan hal itulah, maka pencarian pengetahuan dan ketrampilan harus dilakukan, dalam hal ini pengikutsertaan di organisasi. Organisasi sebagai ruang di mana ketrampilan dibentuk. Di sinilah PUSDIMA sebagai organisasi intern yang ada di Fakultas Ilmu sosial - Universitas Negeri Jakarta yang berlabel Badan Semi Otonom.
Hidup tersulit manusia adalah ketika dia diberikan tanggung jawab dan bagaimana menjalankan tanggung jawab itu. Menjadi pecundang atau kesatria itulah pilihan yang diberikan oleh waktu untuk manusia dalam menjalankan tanggung jawabnya. Begitu pula didalam organisasi.
Ku persembahkan dari sanubari yang terdalam sebagai manusia biasa kepada Sang Pencipta bumi dan langit beserta isinya atas karunia yang telah diberikan kepada diri ini. Manusia terlahir seperti kertas putih. Dari selembar kertas putih itulah tertoreh berbagai macam warna dan warna itu tertoreh dari manusia itu sendiri. Sebab sikap, sifat dan ketrampilan diri itu diukir sendiri oleh manusia. Tidak ada yang abadi, yang abadi adalah perubahan. Setiap manusia akan mengalami perubahan dan perubahan itu terjadi kalau ada gerak. Gerak itu yang menentukan adalah hati dan kemauan untuk melakukan sebuah perubahan.
Perubahan ini dapat melalui apa saja, khususnya organisasi. Organisasi yang saya maksud adalah PUSDIMA – FIS. Di PUSDIMA – FIS ini saya banyak belajar dan pengalaman yang didapat. Rumah dan keluarga kedua ini memberikan banyak perubahan hidup dalam membentuk ketrampilan diri.
Sahabat, tahukah engkau bahwa setiap hidup manusia pasti akan berhadapan dengan berbagai macam masalah dan rintangan. Rintangan itulah yang selalu saya hadapi selama saya menjabat menjadi Ketua Umum PUSDIMA – FIS. Saya menyadari, sebagai manusia biasa pasti memiliki banyak kekurangan. Untuk itulah peran bantuan dari para pengurus sangat membantu saya dalam menjalankan amanah ini. Terkadang senyum, tawa dan tangis mengiringi kepemimpinan ini. Namun dibalik itu semua ada sesuatu hal yang indah yang dapat membantu pembentukan karakter diri. Jika gelombang lautan saja dapat memecah karang yang keras, maka kerasnya hati dapat terdemokrasi dengan keseriusan dan komitmen pengurus. Terima kasih untuk semua..Semoga perjuangan dan mimpi-mimpi kita bersama dapat kita perjuangan bersama. Maukah kalian tetap terus berjuang atau kalah dalam pertarungan? Jawabannya ada dalam diri kalian...Bagi saya kita adalah sama, tidak ada yang pintar dan bodoh, yang membedakan kita adalah kadar kemauan dan keinginan kita untuk menuju sebuah titik harapan....
* mantan ketua Pusdima 2009
1 komentar:
Kami memang tak pernah nelupakan para pendahulu kita. Kini PUSDIMA FIS bukan bayi yang menangis lagi, kini telah menjadi organiasi yang bisa menjadi besar sebagai atmosfer di FIS. Bagi para perintis jangan pernah lupakan kami.
Ketua PUSDIMA FIS 2010.
Nurul Hidayat
Posting Komentar