Kamis, 04 Maret 2010

Memoar Pemilu 2009

Jangan Mau Rakyat Jadi Korban Pembohongan
oleh : Syaifudin

Tontonan debat antar pasangan calon presiden dan wakil presiden telah selesai. Alhasil, dari drama debat tersebut memang begitu banyak janji yang keluar dari sang calon pemimpin ini. Tidak hanya janji semata, bahkan kontrak politik pun dilakukan demi membuktikan keseriusan dari para calon penguasa ini. Dan sebentar lagi kegiatan politik dari ketiga pasangan calon inipun akan berakhir. Karena tinggal beberapa hari lagi pemilu akan digelar. Di mana rakyat menentukan siapa pemimpin bangsa ini untuk lima tahun kedepan nantinya.

Sudah sepuluh kali pemilu digelar, dari 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, dan 2009. Serta sudah enam presiden memimpin bangsa ini. Berkaca dari masa lalu itu. Rakyat pun harus cerdas menentukan pemimpinnya. Menentukan pemimpin bangsa ini sama dengan menentukan nasib dirinya sendiri sebagai rakyat.

Sebelum memilih. Rakyat harus benar-benar memantapkan pilihannya. Karena memilih pemimpin bangsa ini bukanlah ibarat membeli kucing dalam karung. Semua itu harus dilandasi rasionalitas. Bukan asal memilih, apalagi memilih karena dibayar. Memilih secara rasional dapat dilihat dari visi-misi dan latar belakang dari calon presiden dan wakil presiden yang akan dipilih.
Refleksi dari awal negara ini berdiri sampai sekarang. Posisi rakyat selalu menjadi tumbal dari penguasa yang haus kekuasaan. Di mana sebelum terpilih rakyat selalu diagung-agungkan, namun setelah terpilih rakyat dilupakan. Dan kini, rakyat harus bangkit dari ketertindasan yang sebenarnya, yaitu sebagai korban dari pembohongan penguasa. Jangan mau lagi rakyat dibohongi dan hanya dijadikan kendaraan politik bagi penguasa.

Momentum pemilu presiden 2009. Haruslah menjadi posisi tawar rakyat terhadap penguasa yang terpilih. Rakyat jangan hanya menjadi boneka yang hanya diam saja. Tetapi rakyat harus benar-benar mempunyai kekuatan untuk menagih janji dari calon pasangan presiden dan wakil presiden yang terpilih nantinya. Apabila posisi kekuatan rakyat ini lemah, maka sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu rakyat hanya menjadi korban pembohongan.

Untuk itulah, di sini rakyat harus benar-benar memilih secara rasional. Rakyat harus melihat dari berbagai macam sudut dari ketiga calon pasangan pemimpin ini. Visi-misi harus dipahami secara realistis. Janji-janji yang terlontar dari ketiga calon pasangan pemimpin pun harus direkam dalam ingatan. Hal ini dimaksudkan agar nantinya ketika mereka terpilih bisa mereka tepati. Untuk menunjukan bahwa mereka adalah pemimpin yang amanah, bukan pemimpin yang berorientasi pada kekuasaan semata. Ingat, salah memilih maka sengsara didepan mata.

Tidak ada komentar: